SP NEWS – Jakarta. Dalam penyelenggaraan Rakernas XVII 2019 ada beberapa informasi penting yang perlu oleh anggota SIPERKASA. Informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) pada saat sebelum sidang rapat pleno dimulai. Serta pemaparan Direktur Utama (DZ) dalam melakukan langkah-langkah strategis untuk keluar dari disruption era.
Ketum SIPERKASA, Edi Lesmana menginformasikan bahwa Ketum yang juga sebagai Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN telah mengundurkan diri sebagai sekjend pada akhir Maret 2019. Mundurnya Edi sebagai pendamping Irfan Nasution, Ketum Federasi Sinergi BUMN itu dikarenakan telah terjadi konflik kepentingan (Conflict of Interest) Ketum Federasi yang juga menjabat sebagai VP Risk Management Garuda Indonesia dimana saat sebagai Pejabat GA, Irfan dianggap mendorong pengambil alihan bisnis warehouse yang meugikan Gapura.
Di sisi yang lain, Edi memberitahukan bahwa SIPERKASA belum menjadi anggota ITF (International Transportation worker’s Federation) namun telah diajak ITF untuk mempresentasikan tentang Airport Ground Handling dan dianggap oleh ITF bahwa SIPERKASA sebagai contoh serikat terbesar di Asia Tenggara.
Edi juga berpesan kepada peserta Rakernas agar mengeluarkan rekomendasi yang tajam, terutama terkait program pertukaran karyawan di GA Group. “Kita harus tahu jelas maunya GA apa, terkait pertukaran karyawan ini, ” ujarnya. Edi beranggapan bahwa Direksi tidak berani menolak karena Direksi merupakan penunjukan pemegang saham. Menyikapi situasi seperti ini, SIPERKSA akan mengajak bertemu dengan serikat GA, GMF, ACS dan lainnya.
******
Dalam sesi Talk Show DZ yang dimoderatori Arief Mulyana, Bendahara Umum SIPERKASA. Beberapa langkah strategis yang diambil oleh manajemen dalam mengatasi kondisi keuangan pada masa disruption era yakni:
- Memutus project GOCS yang sewanya sebesar 1,3 M/bulan. Hal ini sudah disetujui tim Assyst. Proses pemutusan hingga 6 bulan ke depan.
- Menaikkan tarif dan penjualan AHAN. Karena dianggap untuk menaikkan tarif ground handling sangat sulit.
- Beban fix cost SDM yang merupakan 70% dari total biaya akan diturunkan hingga 30%.
- Perusahaan mengeluarkan right issue yang akhirnya AP2 mengchip-in 247 M yang merubah komposisi saham yang menjadikan AP2 pemegang saham mayoritas.
- Dana right issue tersebut untuk pengembangan bisnis dan pembangunan Kantor Pusat Gapura.
- Bulan Juni 2019 harus mulai melakukan peletakan batu pertama pembangunan, atau jika tidak, maka akan diambil oleh DP3KK dan Gapura akan kehilangan asset 57 M.
- Membangun bisnis Regulated Agent