SP NEWS – Jakarta. Seiring terdapat beberapa masalah terhadap karyawan antara lain konsesi tiket, uang kompensasi seragam dan Tour of Duty antar anak perusahaan GA group, diselenggarakanlah rapat koordinasi antara Manajemen Gapura unit Personalia (IH) dengan SIPERKASA pada Jum’at (13/9) di Gedung GLC Gunung Sahari Jakarta, yang dihadiri oleh Pengurus Pusat, SP KMO, SP CGK, SP CGO dan SP HLP.
Tentang masalah tiket konsesi bagi karyawan yang mengambil Program Pensiun Dini tahun 2011, 2012 dan tahun 2019 yang di-hold. Dikarenakan isu yang ramai di kalangan karyawan yang ex Garuda bahkan mengarah kepada isu negatif terhadap unit IH, dipaparkanlah kronologis tindakan yang telah dilakukan unit IH dalam mengawal masalah konsesi GA tersebut.
Atas pemaparan yang disampaikan VP Personalia Rachmulyadi dan Senior Manager PersonaliaHaris Safari, SIPERKASA memahami kondisi sebenarnya dan mengapresiasiasi langkah unit IH dalam meluruskan permasalahan konsesi ke pihak GA. Namun hingga saat ini (13/9) pihak GA belum merespon surat Gapura pada bulan Juni 2019 untuk tidak membedakan semua jenis pensiun ex GA yang ada di Gapura.
Ketua Umum SIPERKASA, Edi Lesmana menilai masalah konsesi tiket akan menggantung terus karena sudah hampir 3 bulan pihak GA tidak merespon permintaan Gapura, sehingga Ketum meminta unit IH agar mengundang pihak personalia GA untuk bertemu membahas permasalahan tersebut bersama antara IH, SIPERKASA dan GA.
Perihal uang kompensasi seragam 2018, VP Personalia Rachmulyadi menyatakan bahwa Dedicated GA, Citilink dan Premium tidak mendapat uang kompensasi seragam karena seragam yang dipakai karyawan tersebut adalah atas biaya Gapura sehingga dianggap perusahaan telah memberikan fasilitas seragam. Di sisi lain, Manajemen dalam hal ini BOD akan meminta kepada Airlines agar karyawan Gapura tidak perlu memakai seragam Airlines namun akan memakai seragam Gapura sehingga terlihat identitas perusahaan.
SIPERKASA menilai dengan merefer PKB bahwa yang dimaksud seragam adalah seragam Gapura. Kendala seragam yang berbeda akan terjadi jika pihak Airlines tidak menginginkan personil dedicated maka yang bersangkutan tidak memiliki seragam Gapura, hal inilah yang menjadi dasar Serikat agar mereka mendapat uang kompensasi. SIPERKASA memandang seharusnya seragam dedicated menjadi beban Airlines karena tidak ada dalam perjanjian airlines (SGHA) maupun SLA bahwa seragam airlines menjadi beban Gapura. Sehingga masalah seragam ini masih menjadi versi masing-masing manajemen dan SIPERKASA.
Terkait Tour of Duty (TOD), dalam perjanjian pengalihan ex GA bahwa karyawan tidak akan dipihak ketigakan. Juga masalah demosi karyawan berdasarkan kehendak Airlines (GA) kemudian ditempatkan di perusahaannya sebagai staff, hal ini sungguh mendzalimi yang bersangkutan apalagi kesalahannya belum jelas. SIPERKASA meminta manajemen agar menarik kembali semua karyawan yang menjalani TOD ke Gapura. Sebagaimana terdapat kabar bahwa karyawan GA yang ke ACS bisa ditarik kembali ke GA, tentunya berlaku pula di Gapura. Kebijakan GA yang dzalim ini manajemen harus berani bersikap ke GA bersama Serikat. Jika manajemen Gapura tidak berani maka SIPERKASA bersama karyawan yang akan berhadapan dengan GA.