SPCGK NEWS. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) SIPERKASA yang telah dibuka pada 11 April 2016 oleh Direktur Personalia (DI) Eko Diantoro rupanya masih membawa kekecewaan bagi para Pengurus Siperkasa Nasional. Kekecewaan tersebut yaitu ketidak hadirannya Direktur Utama (DZ) Gapura Angkasa, Agus Priyanto sebagai Pemimpin Tertinggi di Perusahaan. Agus Priyanto sejak diangkatnya sebagai Direktur Utama Gapura pada 2014, baru sekali hadir di acara Siperkasa Nasional, yaitu Rakernas 2014 di Malang. Namun pada event selanjutnya baik Rakernas maupun Workshop Nasional tidak pernah hadir lagi padahal event tersebut sebagai forum hubungan industrial dan dengar pendapat suara karyawan seluruh cabang Gapura yang diwakili oleh Pengurus Cabang Siperkasa. Sangat berbeda dengan DZ sebelumnya.
“Kami kecewa setiap event Siperkasa, DZ tidak hadir. Apalagi kondisi Perusahaan sedang tidak stabil, kami ingin ada penjelasan langsung dari beliau,” ujar Edi Lesmana, Ketua Umum Siperkasa.
Pada tanggal yang sama (11-12/04) jajaran Manajemen Gapura melangsungkan acara Quarter Business Report (QBR) di Hotel Grand Mercure Kemayoran. Dalam forum Rakernas, disepakati untuk mengunjungi Dirut dan Direksinya lainnya di Hotel tersebut setelah penutupan QBR. “Jika DZ tidak bisa hadir di Bandung (Rakernas) untuk berdialog dengan kami, maka kami yang akan hadir ke Jakarta,” ungkap Edi.
Selasa, 12 April 2016 seluruh peserta Rakernas tiba di Jakarta pada pukul 15.30 wib. Untuk menghindari masalah dengan petugas keamanan hotel, rombongan masuk secara berangsur-angsur dengan pakaian bebas. Setelah 47 orang berhasil masuk hotel, para Pengurus Siperkasa berkumpul depan ruang QBR dengan berseragam kaos hitam. Suasana tersebut membuat heran pihak keamanan hotel, bagaimana pengurus Serikat bisa lolos masuk ke dalam hotel?
Setelah menunggu dengan sabar hingga penutupan QBR tanpa mengganggu acara QBR itu sendiri sekitar pukul 16.30 wib, ternyata DZ dan Direksi lainnya tidak mau menemui para Pengurus Siperkasa yang sudah jauh-jauh datang dari Bandung. Mereka langsung keluar hotel, tanpa menyapa sama sekali.
“Kami sangat kecewa sekali dengan sikap pemimpin seperti ini. Kami datang dari Bandung bahkan dari Cabang-cabang Gapura untuk berdialog dengan DZ, namun tidak dianggap seolah kami ini bukan karyawannya.” seru salah seorang pengurus.
“Jangankan berdialog, menemui dan menyapa kami saja tidak dilakukan. Memangnya kami orang jalanan? kami ini karyawan dan mewakili seluruh karyawan Gapura se-Indonesia. Seharusnya kan bisa laah, beliau bilang maaf tidak bisa berdialog saat ini dan akan dischedulkan ke depan,” teriak pengurus lain dengan nada kesal.
Selanjutnya rombongan pengurus Siperkasa keluar hotel dan kembali membuat wajah pihak keamanan Hotel Grand Mercure terheran-heran, mengapa ada rombongan berpakaian hitam-hitam bisa masuk ke dalam hotel.
Sesampai di luar hotel rombongan pengurus Siperkasa berphoto bersama sambil menunjukkan jempol tangan ke bawah sebagai simbol buruknya sikap DZ terhadap karyawannya. Tepat saat para pengurus akan berphoto ria, Direktur Personalia lewat di depan mereka. Sebagai Direksi yang masih menjaga hubungan industrial bersama serikat, beliau turun dari mobilnya untuk bergabung bersama dalam pengambilan photo.
Rombongan selanjutnya kembali ke Bandung melanjutkan agenda Rakernas dengan membawa kekecewaan. (As)
2 Responses to Rakernas berubah menjadi Grebeg Nasional