SIPERKASACGK. Sebagai mitra manajemen dalam memajukan perusahaan, fungsi Serikat Pekerja pun mengawal kesejahteraan anggota baik secara materi maupun kenyamanan di lingkungan pekerjaan. Hubungan antara Manajemen dan karyawan idealnya terjalin harmonis dalam proses bisnis maupun secara emosional.
Berangkat dari misi untuk memajukan perusahaan demi kesejahteraan seluruh stakeholder maka sikap kritis SP harus terus disuarakan. Segala hal yang mengganggu produksi perusahaan maupun kesejahteraan pegawai atau anggota senantiasa menjadi perhatian serius oleh para Pengurus SP.
Kebijakan pimpinan pun jika dianggap tidak sesuai terhadap 5 unsur budaya perusahaan pun menjadi kritikan SP. Namun jika kritikan SP yang merupakan suara dari karyawan se-nasional kurang mendapat perhatian serius dari manajemen, ini merupakan awal keretakan hubungan kemitraan.
Kebesaran jiwa dari kedua kubu ini sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan industrial yang baik. SP tidak pernah menolak peningkatan kesejahteraan pejabat namun di sisi lain kesejahteraan karyawan pun harus pula diperhatikan. Moment peningkatan kesejahteraan pun harus diperhatikan agar tidak menimbulkan sentimen emosional di kalangan bawah yang merupakan ujung tombak produksi perusahaan.
Ketika ajakan dialog dianggap sudah tertutup maka suara yang diteriakkan pun menjadi naik ke level yang lebih tinggi. Aksi salah satu cabang melakukan slowdown pun bisa saja menjadi peringatan bagi manajemen.
Untuk menyikapi suasana yang terjadi, Ketua SP Pusat pun memanggil para pengurus cabang terdekat, yaitu CGK, CGO dan KMO. Dilakukanlah rapat koordinasi pada Rabu 20 Agustus 2014 di Kantor SP Pusat. “Mohon kepada cabang-cabang jangan melakukan tindakan apapun tanpa komando dari Ketum,” seruan Edi Lesmana sebagai Ketua Umum Siperkasa. Dan semua pengurus cabang diminta untuk memantau kondisi di cabangnya serta melakukan konsolidasi.
Segala upaya dilakukan sebagai usaha menjaga hubungan industrial, namun jika tidak direspon dengan baik, SP yang memiliki kekuatan pegawai terutama di operasional dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan perusahaan.
Semoga masing-masing pihak dapat saling memahami satu sama lain dan pintu dialog terbuka untuk saling koreksi dan mengerti. Perusahaan maju oleh karyawan, karyawan sejahtera oleh perusahaan.